Minggu, 31 Oktober 2010

makalah BIMBINGAN dan KONSELING

<a href="http://duniadownload.com" target="_blank" title="Download ebook gratis"><img src="http://duniadownload.com/iklan/iklanduniadownload2.jpg" border="0" alt="Download ebook gratis"></a>

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Lembaga pendidikan pad umunya da sekolah-sekolah khususnya meupakan tumpuan, harapan orang tua, siswa dan warga masayarakat guna  memperoleh pengetahuan, kletrampialn, sikap dan sikap dan sifat-sifat kepribadian uatama, sebagai sarana pengembangan karir, peningkatan status social dan bekal hidup lainnya di dunia kini dan di akhirat kelak.
Tetapi dalam pelaksanaan pendidikan masih banyak peserta didik yang belum mencapai hal-hal yang disebutkan di atas dikarenakan adanya faktor kesulitan belajar pada siswa. Salah satu fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah membantu siswa dalam membimbing belajar, maka di sisni penulis berusaha untuk menggabungkan dua hal antara fungsi BK dlam membimbing siswa/mengatasi kesulitan belajar pada siswa.
Maka penulis menentukan judul “Upaya Bimbingan dan Konseling Dalam Menangani Kesulitan Belajar Pada Siswa”
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian dan fungsi Bimbingan dan Konseling ?
2.      Macam-macam kesulitan belajar dan upaya Bimbingan dan Konseling dalam menanganinya?


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Disekolah selain berfungsi untuk memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, juga berfungsi untuk mengembangkan keseluruhan potensi siswa. Potensi siswa tersebut dapat dikembangkan untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Mengembangkan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab pribadi siswadan mengatasi masalah yang dihadapi ia memerlukan bantuan professional yaitu layanan bimbingan dan penyuluhan.[1]
Istilah Bimbingan dan Konseling, sebagaimana digunakan dalam literature professional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidens dan Conseling dalam bahasa Inggris.
Bimbingan menurut bahasa adalah memimpin, memapah, dan mencarikan jalan.[2]



Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book Of Education 1955, yang menyatakan:
Guidance is a process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness.

Menurut beberapa para ahli definisi bimbingan yang lain:
a.       Shertzer-Stone: guidance is the process of helping individuals to understand themselves their world.[3]
b.       Schmidt: guidance is a term used to describe a curriculum area related affective or psychological education.[4]
Selain definisi diatas terdapat definisi lain tentang arti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Sedangkan pengertian konseling adalah proses pemberian bantuan ayang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara para teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien
Menurut C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konselling adalah proses yang melibatkan hubungan antara pribadi, antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien.[5]
2.  Fungsi Bimbingan Konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyuluhan setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan sebagai berikut
a.       Fungsi pemahaman yaitu : fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilakn pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan perkembangna siswa yang meliputi: pemahaman tentang diri sisa, pemahaman tentang maslaah yang dihadapi, pemahaman tentang lingkungan dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
b.      Fungsi pencegahan (prevevtiv) yaitu fungsi yang akan menghasilkan terhindarnya siswa dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, maupun menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses berkembangnya di masa yang akan dating.
c.       Fungsi perbaikan/pengentasan (kurativ) yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratsinya berbagai permasalahan yang dialamai oleh siswa.
d.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu : fungsi yang dapat menghasilakn terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.[6]
Sesuai dengan fungsinya, Bimbingan dan konseling diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendapatan, informasi, dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi pada siswa dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Dengan demikian akan tercipta kemudahan bagi terciptanya proses dan tercapainya tujuan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan secara lancar sesuai yang diharapkan.
B.     Macam-macam kesulitan belajar
Sebelum kita membahas masalah, kesulitan belajarsebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian mengenai kesulitan belajar.
Learning disabilities are not a single condition but a name for a wide variety of specific disabilities that are presumed to stem from some dysfunction of the brain or central nervous system. The following definition is adapted from the National Joint Committee on Learning Disabilities (1988,p.1)
Learning disabilities is a general term for a diverse group of disorders characterized by significant difficulties in the acquisition and use of listening, speaking, reading, writing, reasoning, or computing. Those disorders stem from the individual and may occur across, the life span. Problem in self regulatory behaviors, social perception, and social interaction may exits with learning disabilities but do not by them selves constitute a learning disability. Learning disabilities may occur concomitantly with other handicapping conditions but are not the result of those conditions.[7]

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan ole guru bersama dengan sisw, adakalanya sering dijumpai siswa yang gagal, seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian kahir dan sebagainya. Hal ini dapat dipandang sebagai siswa yang mengalami masalah belajar. Jenis dari kesulitan belajar adalah :
1.      Underachiever adalah keadaan siswa yang memilki potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi mempunyai prestasi belajar yang rendah.
2.      Sangat lambat dalam belajar adalah keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan khusus.
3.      Kurang motivasi dalam belajar adalah: keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, sehingga prestasinya rendah.
4.      Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar adalah kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajar sehari-harinya antagonistic dengan yang seharusnya.[8]
Seperti telah dijelaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar itu memililki hambatan-hambatan sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain (guru, pembimbing). Gejala kesulitan belajar adalah suatu tanda bahwa seseorang atau siswa mengalami kesulitan belajar atau dalam kegiatan belajarnyaterdapat hambatan-hambatan..


Beberapa gejala sebagai bertanda adanya kesulitan belajar menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriyono:
1.      Menunjukkan prestasi yang rendah atau dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.
2.      Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3.      Hambatan dalam melakukan tugas-tugas belajar ia slalu tertinggal dengan kawan-kawanya dalam segala hal. Misalnya dalam mengerjakan soal-soaldalam menyelesaikan tugas-tugas.
4.      Menunjukkn sikap yang kurang wajarseperti: acu tak acuh, berpura-pura, dusta dll
5.      Menunjukkan tingkah lakuyang berlainan misalnya: mudah terssinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.[9]

C.     Upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa
Siswa dalam mempertahankan prestasi belajarnya tentulah sulit. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang dijelaskan diatas sebelumnya. Untuk itu perlu kiranya siswa mendapatkan bimbingan dari para Konselor atau guru BK untuk mempertahankan prestasi belajarnya ataupun meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu peranan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan melalui beberpa hal yaitu:
1.      Pengajaran perbaikan
Merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Apabila kesalahan itu diperbaiki, maka siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.[10]
2.      Kegiatan pengayaan
Merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada siswa atau seorang atau beberpa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang amat cepat belajar hamper selalu dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dari rekan-rekan mereka dalam waktu yang ditetapkan.
3.      Peningkatan motivasi belajar
Apabila ditanyakan mengapa mereka belajar, maka akan diperoleh jawaban. Misal si Anton mungkin mengatakan ia belajar karena ingin Cerdas. Si Ami mungkin mengatakan ia belajar karena ingin lulus dan sebagainya. Semua alasanitu merupakan hal-hal yang mendorong (atau motif) siswa untuk belajar.
4.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik yang efektif, tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan tidak seperti itu, maka di kawatirkan siswa yang bersangkutan tidakakan mencapai hasil belajar yang baik, karena hasil belajar ayang baik itu diperoleh melaui usaha atau bahkan perjuangan yang keras.[11]
Untuk itu sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melaui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru, konselor dan orang tua dan siswa. Untuk itu siswa hendaklah di bantu dalam hal:
a)      Menemukan motif-motif  yang tepat dalam belajr
b)      Memelihara kondisi kesehatan yang baik
c)      Mengatur waktu belajar
d)      Memilih tempat belajar yang baik
e)      Belajar dengan sumber belajar yang kaya (buku teks dan lain-lain)
f)        Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Sedangkan pengertian konseling adalah proses pemberian bantuan ayang dilakukan melalui  wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara para teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien
Pengajaran perbaikan
peranan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu:
a.       Pengajaran perbaikan
b.      Kegiatan pengayaan
c.       Peningkatan motivasi belajar
d.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik





DAFTAR PUSTAKA

Bakran, Hamdani. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004

Jantika, Ahmad Nurihsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo, 2005

Prio, Ananda Santoso. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika, 1995

Priyatno, Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dep.Dik.Bud, dan Rineka Cipta, 1994.

Slavin, Robet E., Education Psychology. Kediri: Perpustakaan STAIN Kediri, 1994.


Supriyono, Widodo dan Abu Ahmadi. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta: 1991.
Soetjipto dan Riflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 1999

Ws. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Yogyakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.


[1] Soetjipto dan Riflis Kosasi. Profesi Keguruan. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 85
[2] Ananda Santoso Prio. Kamus Bahasa Indonesia. (Surabaya: Kartika, 1995), 54
[3] Ws. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. (Yogyakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), 66
[4] Ibid, 71-72
[5] Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam. (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004), 179
[6] Ahmad Jantika Nurihsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.(Jakarta: Grasindo, 2005), 14-15
[7] Robet E. Slavin, Education Psychology. (Perpustakaan STAIN Kediri, 1994), 450
[8] Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 279-280.
[9] Abu Ahmad dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 88-89
[10] Priyatno, Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Dep.Dik.Bud, dan Rineka Cipta, 1994), 287
[11] Ibid, 286

Tidak ada komentar:

Posting Komentar